Suku Baduy meskipun
tinggal di wilayah yang modern dan familiar dengan majunya teknologi, masyarakat
Suku Baduy memilih untuk menetap di pedalaman dan menjalankan kehidupan yang
sangat tradisional. Apalagi Suku Baduy Dalam yang tidak menerima modernisasi
atau pembangunan dari luar wilayah tinggalnya. Suku ini sangat memegang teguh
adat istiadat serta tradisi warisan leluhur. Jangan heran jika banyak wisatawan
mengagumi keindahan alamnya karena suasananya yang asri dan bersih. Ada hal
unik dari adat istiadat yang berlaku di kampung Suku Baduy salah satunya adalah
pernikahan. Pernikahan Suku Baduy terbilang unik, karena bagi warga baduy,
pernikahan hanya sekali untuk seumur hidup. Masyarakat Suku Baduy tidak
mengenal perceraian dan jika terjadi sampai perceraian, maka keduanya diusir
dari Suku Baduy. Membicarakan soal pernikahan Suku Baduy, seorang anak harus
menerima calon pasangan yang sudah ditentukan orang tua nya. Dalam tradisi
masyarakat Baduy, anak tidak boleh menentukan sendiri calon pendamping
hidupnya. Usai kedua pasangan yang akan dinikahkan ditentukan, kedua keluarga
bertemu dan bersilaturahmi.
Ada
beberapa tradisi yang harus dijalani warga Suku Baduy Luar sebelum menikah. Diantaranya
yakni calon mempelai pria dan keluarga harus melapor ke kepala suku adat atau
dikenal dengan nama Puun. Biasanya mereka membawa daun sirih, pinang dan
gambir. Daun sirih, pinang dan gambir dibawa kerumah calon wanita dan calon
mempelai pria juga harus membawa cincin putih sebagai mas kawin. Uniknya,
pernikahan warga suku Baduy Luar hanya boleh digelas pada bulan kelima, keenam
dan ketujuh. Aturan ini sudah diterapkan oleh para leluhur suku Baduy. Acaranya
juga dilaksanakan lima hari berturut-turut yang penanggalannya sudah disesuaikan
dengan Pikukuh. Pikukuh sendiri merupakan aturan dan ajaran yang wajib dijalankan
oleh masyarakat Baduy. Aturan ini mengatur segala hal yang dilarang dan diperbolehkan
oleh masyarakat suku Baduy, sesuai dengan apa yang sudah digariskan leluhur. Pada
prosesi pernikahan, mempelai akan mengucapkan kalimat syahadat (seperti ijab Kabul),
disaksikan oleh Naib sebagai penghulunya. Ijab Kabul dilakukan dua kali untuk
Baduy Luar, namun untuk Baduy Dalam hanya dilakukan sekali saja. Suku Baduy
Luar akan melakukan Ijab Kabul sesuai dengan ketentuan Negara dengan menggunakan
syahadat di KUA. Setelah itu mereka akan melakukan ijab Kabul sesuai adat
mereka. Hal ini tidak berlaku bagi suku Baduy Dalam, mereka hanya melakukan
ijab Kabul pernikahan secara sakral menurut ajaran Sunda Wiwitan.
Satu
hal yang perlu ditekankan, masyarakat Baduy tidak mengenal poligami dan
perceraian dalam rumah tangganya. Mereka hanya diperbolehkan menikah lagi jika
pasangannya meninggal dunia. Uniknya pernikahan suku Baduy, ya! Nah, untuk
kalian calon pengantin yang akan menikah dan sedang mencari tempat pernikahan
yang luas, tempat parkir yang memadai serta toilet yang bersih serta berlokasi
di kota jambi, kalian bisa menggunakan Gedung Puri Gracia atau terlebih dahulu
mengunjungi website kami di www.purigracia.com
. Kami juga menyediakan beberapa paket untuk ditawarkan kepada kalian yang akan
melakukan pernikahan di Gedung Puri Gracia.
Referensi
https://www.megatrust.co.id/2022/07/04/mengenal-pernikahan-suku-baduy/
diakses pada tanggal 28 Februari 2023
https://www.minews.id/kisah/pernikahan-suku-baduy-ritual-sakral-yang-anti-perceraian
diakses pada tanggal 28 Februari 2023
https://www.inews.id/news/nasional/uniknya-pernikahan-suku-baduy-yang-hanya-boleh-menikah-sekali-seumur-hidup/2
diakses pada tanggal 28 Februari 2023